Sabtu, 01 Juni 2013

KENALI MENTAL BLOCK ANDA

Mental blocks, adalah hambatan secara mental / psikologis yang menyelubungi pikiran seseorang. Ia dapat muncul dari kekeliruan pengalaman hidup / pergaulan, sisa traumatik masa lalu, sisa luka batin, sisa pengalaman yang tidak mengenakkan ketika kecil maupun karena “kekeliruan” atau kekurangtepatan cara pandang / anggapan terhadap sesuatu bahkan akibat cara belajar/ pendidikan yang tidak tepat. Kemunculannya (manifestasinya) bisa berbentuk kecanggungan bertindak, kesulitan berbicara (apalagi di depan umum), kesulitan mengaktualisasikan diri (walaupun sebenarnya memiliki berbagai kelebihan, misalnya kecerdasan/ kemampuan lain), kadang juga muncul dalam bentuk sindrom “inferior complex” / sindrom rendah diri.
Ini beberapa akibat jika anda terkena penyakit mental block :
a. Tidak maju maju
Kehidupan yang anda rasakan adalah stagnan, berputar-putar di satu tempat saja. Karir anda tidak ada peningkatan, hasil bisnis yang anda jalani hanya sekedarnya saja. Tidak ada lompatan yang menakjubkan, tidak bisa beranjak dari kehidupan yang sekarang menuju kehidupan yang lebih baik. Padahal dirinya menginginkan kehidupan yang lebih baik. Tetapi “Mental Block” lah yang menghalangi dirinya sendiri untuk dapat mencapai dan menikmati kehidupan yang impikannya.
b. Sering mengalami kegagalan
Selalu gagal terus menerus bukan disebabkan semata-mata hanya karena menderita mental block. Namun, Gagal yang dimaksud adalah saat dia ingin mencapai target sesuatu, tapi dia dihalangi oleh batasan mental yang dia buat sendirinya, dirinya yang membuat tembok penghalang.
Padahal semua batasan itu yang diciptakan adalah fatamorgana dan menyulitkan dirinya sendiri. Akibatnya setiap berusaha untuk melewatinya, selalu dihadapkan kegagalan setiap tindakannya.
c. Terpuruk dalam kehidupan
Ini yang paling berbahaya, Tidak hanya merugikan dirinya sendiri namun orang-orang terdekat anda kena dampaknya. Coba Anda bayangkan, jika anda seorang kepala keluarga,anak dan istri menggantungkan hidupnya kepada Anda, Jika anda seorang pimpinan, banyak pihak yang berharap dan menggantungkan kepada anda. Sedangkan anda frustasi, stress, depresi dan menyimpan dendam yang tak berkesudahan. Akhirnya sangat mempengaruhi produktivitas Anda sebagai pengusaha, sebagai manajer, sebagai kepala keluarga. dll.
Akibatnya anda jadi malas, putus asa, mudah menyerah, tidak berani mengambil tantangan atau resiko, penuh dengan ketakutan yang tidak beralasan dll, dan hasil akhirnya tidak mampu mendapatkan hasil yang diinginkan. Ada juga tidak mampu bayar cicilan kredit motor anda, tidak bisa membayar tagihan yang selalu datang tiap bulan. Lebih bahaya lagi jadi trauma dengan bisnis yang dijalani, menyalahkan orang lain dan lingkungan setempat
Menurut Robert B. Stone, paling tidak terdapat lima hambatan yang selalu membuat kita sulit meraih sukses:
  1. Kegelisahan dan kecemasan.
    Hal ini menyebabkan ketegangan dalam badan. Koordinasi otot dan efisiensi mental dapat dipengaruhi oleh keadaan ini. Kesehatan kita pun jadi ikut terganggu, dan biasanya system pencernaan kita terkena dampaknya paling awal. Gejala lainnya juga berkisar pada sakit kepala dan serangan jantung.
  2. Takut.
    Ini merupakan hambatan yang tersembunyi. Perasaan takut melakukan sesuatu seringkali membuat kita selalu mandek dalam mengerjakan sesuatu.
  3. Benci-diri.
    Begitu banyak orang yang selalu menimpakan semua kesalahan pada dirinya sendiri. Jika ada sesuatu yang tidak beres, alih-alih mencari tahu apa yang terjadi dan mengoreksi diri sendiri, malah tanpa sadar menghukum diri sendiri.
  4. Pesimisme.
    Merasa tidak bisa sukses dan seringkali memberikan bukti dengan membeberkan kegagalan yang sering dialami.
  5. Kesan diri yang terbatas.
    Kita mempunyai kebiasaan berpikir dalam keterbatasan. Kebiasaan ini seringkali mengganggu kita dalam melakukan sesuatu. Seringkali kita merasa tidak layak dalam mendapatkan sesuatu yang sesungguhnya baik bagi kita.
Dengan gaya yang sedikit berbeda, Harold H. Bloomfiled, menyebutkan lima jenis hambatan yang sering mengganjal kita, disertai kata hati yang terlintas:
1. Saya takut disakiti lagi.
  • “Saya tidak tahu apakah saya bisa menjumpai orang yang benar”
  • “Ketika persahabatan menjadi serius, saya merasa khawatir”
  • “Saya khawatir ia akan menolak presentasi saya”
2. Saat saya bercermin, saya tidak pernah puas.
  • “Saya berharap saya bisa lebih tinggi”
  • “Saya malu kalau audiens melihat jerawat saya ketika saya berbicara”
  • “Saya merasa tidak memiliki penampilan yang menarik”
3. Saya tidak tahan kritikan.
  • “Saya selalu mencoba menyenangkan orang lain”
  • “Saya berharap orang-orang mengerti perasaan saya”
  • “Saya ingin selalu tampil sangat sempurna agar tidak ada yang mengetahui kelemahan saya”
4. Saya selalu merasa tegang dan tergesa-gesa.
  • “Saya tidak bisa istirahat sampai semuanya berjalan mulus”
  • “Saya jadi marah kalau orang tidak menepati janjinya”
  • “Bahkan dalam liburan pun saya tidak pernah bisa santai”
5. Saya harap saya bisa lebih bahagia.
  • “Apapun yang saya lakukan saya tidak pernah puas”
  • “Saya berhasil dalam pekerjaan saya tetapi saya ragu apakah ada perubahan dalam hidup saya”
  • “Saya kira saya lebih bahagia jika………………(sudah menikah, punya anak, mendapat pekerjaan)”
Sadar tidak sadar, kita kerap membangun tembok-tembok, benteng atau “kotak” yang membuat pandangan dan pikiran kita terbatas. Bukannya  menyadari, melainkan kita justru kerap menyalahkan keadaan dan menerima bahwa kita sudah terkungkung dengan paham konvensional, birokrasi, dan rutinitas yang menyebabkan diri kita tidak kreatif. Bila upaya kita mencari jalan keluar dirasa mentok, dengan cepat kita berpikir, “Mungkin saya memang tidak kreatif….”
Terobosan, pembaruan, dan inovasi adalah tuntutan kerja zaman sekarang.  Secepatnya, kita harus segera berpikir bahwa box yang kita rasa mengurung diri kita hanyalah paradigma yang perlu dicabut dari benak kita. Di saat sekarang, setiap orang harus secerdik kancil, tidak pernah boleh berhenti, dan tidak bisa merasa berada di titik kepuasan atau comfort.
Jadi jika kita tidak ingin mengalami keterpurukan yang lebih dalam lagi, menghancurkan mental block negatif yang bersemayam dalam diri kita adalah satu-satunya jalan keluar untuk menghindarinya.

Tidak ada komentar: