Adakah yang lebih bening dari suara hati.?
Kala ia menegur kita tanpa suara.
Adakah yang lebih jujur dari nurani.?
Saat ia menyadarkan kita tanpa kata2.
Adakah yang lebih tajam dari mata hati.?
Ketika ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa.
Ya, sebenarnya saat yang paling indah dari seluruh putaran kehidupan
ini adalah saat kita mampu secara jujur dan tulus mendengar suara hati.
Kesadaran Murni
Dalam ilmu fisika quantum, dinyatakan bahwa benda padat jika dibelah
menjadi bagaian-bagian yang sangat kecil ternyata merupakan kumpulan
molekul. Selanjutnya jika molekul dibelah lagi menjadi bagian yang
terkecil maka akan terbukti bahwa molekul itu tersesusun atas atom-atom
dan partikel-partikelnya. Dan ternyata partikel sub atomik yang super
kecil itu berasal dari energi alam yang disebut sebagai vibrasi quanta.
Benda padat, molekul, atom, dan partikel sub atomik berada pada level
yang ”dapat dilihat”, sementara quanta yang terdapat dia alam energi
adalah ”vibrasi quantum yang tidak dapat dilihat”. Getaran-getaran
energi terhalus dari vibrasi quantum yang tak tampak ini ternyata
merupakan bahan dasar penyusun dari semua benda yang tampak wujudnya.
Quanta yang merupakan energi vibrasi adalah bahan baku alam semesta.
Mulai dari mikroorganisme, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bumi,
planet, bintang-bintang, dan seluruh isi alam semesta ini sebetulnya
hanyalah merupakan susunan energi quanta. Hal yang sangat menarik dari
fisika quantum ini adalah bahwa pada level yang semakin dalam dan halus
ukurannya, maka energi yang dikandungnya semakin besar. Energi nuklir
yang bersumber dari partikel sub atom (dengan ukuran terkecil), ternyata
mempunyai kekuatan berjuta-juta kali dibandingkan dengan energi kimia
yang bersumber dari molekul (dengan ukuran lebih besar dari sub atom),
sedangkan energi quantum jauh lebih dahsyat kekuatannya dibandingkan
energi nuklir sekalipun. Namun kekuatan quantum yang dahsyat ini
merupakan kekuatan alam yang belum banyak dimanfaatkan oleh kebanyakan
orang.
Jika diurutkan berdasarkan ukuran (dari ukuran yang besar ke ukuran yang
makin kecil), maka dimulai dari suatu benda, lalu molekul, lalu atom,
lalu partikel sub atomik, lalu quanta dan terakhir energi vibrasi.
Benda, molekul, atom, dan partikel sub atomik berturut-turut merupakan
getaran vibrasi dari yang paling lambat hingga semakin tinggi, sedangkan
quanta dan energi vibrasi merupakan getaran dengan frekuaensi yang
paling tinggi.
Quanta dan energi vibrasi ini kalo kita urai lagi akan ketemu yang
namanya zero point field atau medan titik nol. Dan akhirnya dibalik zero
point field ini adalah KESADARAN MURNI atau Kesadaran Universal atau
Kesadaran NUR MUHAMMAD yang merupakan Pancaran dari Cahaya Ilahiah (Nur
Allah). Artinya, segala sesuatu baik yang kasat mata maupun tidak
bersumber dari Kesadaran Ilahiah ini.
Kesadaran kita akan meningkat jika kita sering berada di "titik nol"
tersebut, bahkan kalau bisa bukan sekedar "sering" melainkan "selalu"
berada di titik nol. Titik nol bukanlah sekedar "washilah" atau
"jembatan" menuju rangkain aktifitas pilihan kita lainnya, melainkan
titik nol adalah "pondasi" dari semua aktifitas kita. Sebab semua
"angka" menjadi berarti karena ada angka "nol", sebagaimana kita bisa
menjadi "ada" karena kita dulunya "tidak ada". Jika dari dulu kita sudah
"ada" maka tidak akan ada "ada", yang ada hanya Yang Maha Ada, dan
"predikat" Yang Maha Ada hanya milik satu Zat saja, yaitu ALLAH.
Maka orang yang selalu "ada" adalah orang yang menghilangkan ke"ada" an
sejatinya, masukilah titik nol, memang kita menjadi jarang terlihat,
tapi kita menjadi "ada". Justru Anda menjadi tidak eksis kalau Anda
selalu berusaha untuk eksis.
NUR MUHAMMAD adalah kesadaran murni, hakekat atau dasar kebenaran yang
mengalir di semua wujud. Itu adalah kehadiran Cahaya Ilahi yang gaib,
dasar dan wujud terakhir dari semua yang ada, tanpa ada yang bisa
menahannya.
NUR MUHAMMAD, “Energi Tertinggi”, disebut dengan banyak nama:
keheningan, kasih, hidup, kekuatan dan semua pengetahuan. Ia adalah
Satchidananda — keberadaan - kesadaran - kebahagiaan — kekuatan murni
dari makhluk tanpa ada diferensiasi, kesadaran diri secara total,
meliputi alam semesta.
NUR MUHAMMAD memancar sebagai cahaya, energi dan pengetahuan Ilahi. Dari
Nur Ilahi menjadi NUR MUHAMMAD, penjelmaan pertama dari alam pikiran
(chitta), kesadaran super atau pengetahuan tak terbatas. Allah
mengetahui segalanya tanpa batas, pengetahuan yang kekal, tidak akan
pernah pudar, kesadaran kasih yang agung.
Allah swt mengetahui dari jauh di dalam semua ciptaan-Nya hingga ke
permukaannya. Dia ada di dalam semua wujud, yang bergerak maupun yang
tidak bergerak. Seandainya Allah swt menghilangkan semua resapan
Cahaya-Nya dari seseorang atau apapun dari alam semesta, mereka akan
hancur luluh, terpecah belah dan berangsur musnah. NUR MUHAMMAD adalah
kehadiran dan kekuatan yang tiada hentinya di seantero alam semesta.
Sesungguhnya, itu adalah Kecerdasan Agung dari Cahaya Ilahi. Nur Ilahi,
meresap di dalam semua makhluk, Dia adalah jiwa yang ada di dalam
segalanya. Dia menyaksikan perbuatan dari semua ciptaan, bersemayam di
dalam segala hal, menyaksikan segala hal. Dia adalah kesadaran murni,
melampaui triloka dari semesta.
Banyak orang mencari Allah jauh di luar. Mereka melakukan peziarahan
rohani ke berbagai tempat, berdoa dengan khusuk di tempat-tempat ibadah.
Mereka mencari guru-guru spiritual yang bisa memuaskan keinginan
mereka. Dengan berziarah dan berdoa, mereka bisa mengalami perasaan
dekat dengan Allah.
Namun begitu ke luar dari tempat ibadah, kembali dari peziarahan, mereka
lupa di mana Allah mereka. Hidup kembali didera konflik dan penderitaan
harian. Orang tetap saja dengan enak terlibat praktik korupsi,
pemiskinan, kekerasan, pelecehan, ketidakadilan, perusakan lingkungan,
dan seterusnya. Tuhan hanya hidup di tempat-tempat ibadah, tempat doa
dan ziarah. Di luar itu semua, Tuhan berada jauh dari tengah kehidupan
manusia yang penuh konflik dan kekerasan.
Tuhan yang dicari di luar diri, tidak cukup mampu mengubah wajah
manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup. Pencarian akan Tuhan di luar
sesungguhnya merupakan pelarian diri dari berbagai konflik kehidupan.
Pencarian semacam itu justru semakin mengasingkan diri dari sejatinya
diri.
Hubungan manusia dengan Tuhan sebenarnya begitu dekat satu sama lain.
Seperti kesatuan antara es dengan air, begitulah kesatuan antara manusia
dengan Tuhan. Anda tidak bisa meminum es yang bebas air. Air adalah
substansi dari es. Tuhan adalah Jati Diri manusia, tak terpisahkan.
Kesatuan manusia dengan Tuhan melampaui batas ruang dan waktu. Kalau
orang merasa jauh dari Tuhan, itu hanyalah produk dari pikiran. Pikiran
manusia inilah yang membuat jarak dan pemisahan. Semua itu bergerak
dalam ruang dan waktu. Namun yang sesungguhnya nyata adalah Tuhan tak
terpisah dari manusia. Kalau orang tidak menyadarinya, itu persoalan
lain.
Hidup dengan Kesadaran Murni akan membuat pertemuan dengan Tuhan di
dalam. Kalau orang hidup dalam keadaan sadar terus-menerus, barangkali
ia tahu apa artinya kepenuhan hidup (Kaya Hati). Kepenuhan hidup
tersebut bisa dialami sekarang, bukan merupakan akumulasi pencapaian
olah spiritual setelah sekian lama. Saat ini pula, kalau Kesadaran Murni
mekar dalam diri Anda, Anda mungkin mengalami kepenuhan hidup.
Bergerak Dari Titik Nol
Bila kita ingin menciptakan kedamaian, maka anda harus mencapainya
dengan cara yang penuh kedamaian. Karena anda tidak akan pernah
memperoleh kedamaian dengan cara kekerasan, dengan kekerasan anda hanya
akan memperoleh kekerasan yang lebih parah. Bila kita memulai kedamaian
itu didalam diri kita, maka kita akan menuju kedamaian di dalam
kehidupan kita, ini adalah benar-benar merupakan suatu kebenaran yang
praktis. Cara hidup yang praktis, berdamai dengan diri kita sendiri, dan
dengan orang lain.
God Spot (hati nurani) seringkali tertutup oleh berbagai belenggu yang
menyebabkan orang menjadi buta hati. Hal ini mengakibatkan seseorang
tidak mampu lagi mendengar informasi-informasi penting dari dalam suara
hatinya sendiri, dimana hal ini akan mengakibatkan seseorang menjadi
tidak mampu lagi untuk membaca lingkungan di luar dirinya, dalam
berbagai belenggu dan tidak mampu untuk meanfaatkan potensi diri maupun
potensi lingkungannya.
Pernyataan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan segenap
penghayatan hati, pikiran dan tindakan memiliki tujuan untuk menyucikan
fitrah. Saat shalatlah sesungguhnya peringatan dini dan kesadaran diri
akan arti pentingnya kejernihan hati dan pikiran itu mengemuka, karena
kejernihan pikiran akan menjadi landasan penting bagi pembangunan
kecerdasan emosi dan spiritual seseorang.
Proses kembali ke titik Nol di dalam inti diri (Qalbu) kita itulah yang
dinamakan zero-mind process. Dalam kehidupan sehari-hari, bentuk
zero-mind process bisa kita temukan dalam aktivitas seperti doa, sholat,
yoga atau meditasi. Zero-mind process merupakan proses pembersihan alam
bawah sadar dari belenggu-belenggu yang akan selalu datang seiring
dengan pengalaman hidup manusia, hari demi hari, jam demi jam, bahkan
detik demi detik.
Itu sebabnya, doa, sholat, yoga ataupun meditasi hanya akan berdampak
apabila dilakukan berulang-ulang (the magic of repetition). Ketika
mencapai tahap zero-mind, maka seseorang telah siap menerima Nur Ilahi
dan mengeluarkan energi positif untuk kebaikan dirinya dan orang lain.
Zero-mind process adalah prosedur baku yang tidak bisa tidak, harus
dilalui seseorang yang ingin mencapai kemurnian suara hati. Hasil akhir
dari zero-mind process adalah seseorang terbebas dari belenggu-belenggu:
prasangka negatif; prinsip-prinsip hidup yang menyesatkan; pengalaman
yang mempengaruhi pikiran.
Apa itu “TITIK NOL” ?
“TITIK NOL”, menurut Morrnah, adalah sebuah kondisi saat kita menjadi
“bersih” dan di mana segala sesuatunya berjalan dengan sempurna. Ini
adalah saat kita merasa sangat dekat dengan Tuhan. Ketika kita berada di
titik nol, segalanya menjadi jernih, inspirasi Sang Ilahi dapat masuk
dan menghasilkan keajaiban. Dalam berbagai kisah spiritual, kondisi ini
diibaratkan sebagai Surga, Taman Firdaus, Taman Eden, tempat Adam dan
Hawa pada awal mulanya diciptakan dan hidup.
“TITIK NOL” adalah kondisi saat kita menjadi sempurna dan dapat
mendengar suara Tuhan, mendapatkan suatu pencerahan. Sangat sulit bagi
sebagian besar orang untuk mencapai kondisi “TITIK NOL” ini. Ya, sangat
sedikit orang yang dapat mencapai “TITIK NOL” ini.
Titik Nol adalah kondisi meditatif ketika kesadaran nurani kita hadir
secara penuh, tanpa dipengaruhi hasrat & ego. Di titik inilah kita
beroperasi pada pusat mainframe kesadaran kita, keluar dari program
kesadaran yang mengarahkan kesadaran kita. Mengevaluasi program-program
itu serta mengupgrade & meng-up to date program kesadaran kita.
Mengapa Sangat Sulit bagi Kebanyakan Orang untuk Mencapai “TITIK NOL” ?
Sejak awal mula penciptaan hingga sekarang, memori terus terakumulasikan
di dunia ini. Dengan demikian, sudah tidak terhitung lagi banyaknya
memori di dunia ini. Semakin banyak memori yang terakumulasikan membuat
kita semakin sulit untuk mencapai “TITIK NOL”. Ya, karena memori-memori
ini selalu mengambang dan bergerak-gerak di sekitar kita sehingga
membuat pikiran kita terus menerus bereaksi terhadapnya. Inilah yang
biasanya menyebabkan kebanyakan orang sangat sulit untuk mencapai “TITIK
NOL”.
Dr. Hew Len mengatakan “Masalah adalah kenangan yang bermunculan kembali. Kenangan adalah program.”
Kenangan itu tersimpan di subconscious kita. Bagi Anda yang baru
mendengar istilah subconscious, itu adalah pikiran bawah sadar kita.
Setiap orang memiliki kenangan atau program di subconsciousnya. Banyak
dari kita terjebak di dalam program. Kita berkata, bereaksi dan
bertindak biasanya otomatis sesuai dengan program yang ada di
subconscious kita.
Ketika kita bertindak berdasarkan kenangan, biasanya akan ada masalah
yang ditimbulkannya yang berasal dari kenangan yang menyakitkan. NAQS
DNA Technique mengajarkan pada kita untuk membersihkan seluruh kenangan
yang ada dengan melakukan meditasi kultivasi berulang-ulang agar kita
bisa kembali ke titik nol. Ketika kita berada di titik nol, segalanya
menjadi jernih, inspirasi Sang Ilahi dapat masuk dan menghasilkan
keajaiban yang menuntun gerak dan langkah kita selanjutnya. Satu hal
yang perlu diingat, proses ini membutuhkan komitmen untuk melakukannya.
Jangan berharap sesuatu yang instant. Diperlukan ketekunan dan
kedisiplinan dalam berlatih.
Ingat, saat kita berkultivasi artinya itu adalah saat Kita membersihkan
& memurnikan diri dan bukan untuk mencapai hasil, namun untuk
kembali ke batas nol. Kemudian, inspirasi akan masuk. Saat itu, tidak
ada kebingungan, keraguan, kemarahan atau emosi negatif apapun lainnya.
Jika inspirasi datang, maka yang ada hanyalah kedamaian, anugerah,
kebahagiaan, cinta, rezeki dan kesehatan.
Seperti dijelaskan Dr. Hew Len, “Untuk membuka jalan agar kekayaan Ilahi
mengalir masuk, pertama-tama diperlukan penghapusan kenangan. Selama
kenangan (hambatan / batasan) hadir dalam Bawah Sadar, semua itu
menghambat sang Ilahi memberi kita rezeki hari ini.”
Jadi, apa yang perlu Anda lakukan sekarang?
Bersihkan
Bersihkan
Bersihkan.
Menyenangkan bukan bahwa Anda dapat menciptakan kehidupan yang seperti
itu. Saya yakin itu adalah kehidupan yang selalu diinginkan oleh Anda,
tentu juga saya. Sekarang Anda mulai paham bahwa Anda hanya punya 2
pilihan untuk menjalani hidup, melalui Inspirasi Ilahi (Tuntunan &
Hidayah Allah) atau Kenangan yang sebagian besar berisi program-program
yang menghambat pertumbuhan & perubahan hidup anda untuk menjadi
lebih baik akibat pola fikir dan perilaku yang salah di masa lalu karena
tuntunan nafsu & syetan.
Ketika Anda menjalani hidup melalui Inspirasi Ilahi maka
keajaiban-keajaiban lah yang akan terjadi. Hal-hal menakjubkan akan
terjadi melebihi dari apa yang dapat Anda bayangkan.
Bersihkan,
Bersihkan,
Bersihkan
Inilah hakikat dari kalimah Laa ilaha Ilallah dan Laa haula wa laa
quwwata illa billah di dalam kehidupan nyata, Ini sudah bukan lagi
sekedar ucapan ataupun ungkapan hati. Namun ini adalah kondisi batin
kita. zerokan diri dengan berlatih kultivasi secara terus menerus
sehingga tercapai state atau kondisi TITIK NOL (Ikhlas) yang terus
menerus maqom di kesadaran kita. Sehingga hanya Ispirasi Ilahi sajalah
yang masuk dan menggerakkan hati dan kesadaran kita, menggerakkan
kebiasaan kita, menggerakkan kehidupan kita, untuk akhirnya menggerakkan
nasib kita secara utuh.
Mind Set (Pola Fikir) yang harus dikembangkan untuk mencapai Zero Mind adalah :
- Hindari prasangka buruk, dan selalu mengupayakan berprasangka baik ( positif thinking ).
- Tinggalkan prinsip hidup yang salah, berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Suci.
- Bebaskan diri dari pengalaman masa lalu yang membelenggu pikiran dan selalu berpikir merdeka.
- Dengarkan semua suara hati, berpikirlah melingkar ( circular
thinking ) sebelum menentukan kepentingandan prioritas, dan jadilah
bijaksana.
- Berpikirlah secara integrative dan holistic dengan melihat semua
sudut pandang secara adil berdasarkan semua suara hati yang bersumber
dari Asmaul Husna.
- Periksa pikiran kita terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu.
- Ingatlah bahwa semua kebenaran bersumber dari Allah SWT, dan jangan terbelenggu.
Bagaimana dengan anda ?
Siapkah melaju pada kondisi Zero Mind ? Laa Ilaaha Illallah……..