Kita menyadari kebenaran ini tapi mungkin lupa bagaimana mengaktulisasikannya. Bahwa emosi sangat berperan dalam mengendalikan pola pikir kita.
Sebagai manusia yang berpendidikan kadang kita merasa dapat berpikir secara obyektif, Saya dulunya juga berpendapat yang sama, tapi ternyata dalam perjalanan hidup dan pengalaman pribadi Saya merasakan orang tidak sepenuhnya bias berfikir secara subyektif.
Pola pikir kita kebanyakan justru dimuati oleh emosi-emosi yang selama ini dipendam dalam pikiran bawah sadar kita, yang relatif tidak kita sadari. Emosi-emosi itu hasil dari kesimpulan-kesimpulan yang telah kita anggap sebagai kebenaran pribadi yang syarat sebenarnya dengan muatan emosi (Tentang orang-orang atau peristiwa sehari-hari).
Pendapat kita sebenarnya sangat bias karena didasarkan pada kesimpulan yang kita buat sendiri yang sebenarnya didasari oleh rasa suka dan tidak suka atas orang-orang atau peristiwa.
Ok !!! belum afdol rasanya bila tidak ada contohnya yuuuup, ….. sebut saja pak Adi (Seorang Teman Penulis) diangkat jadi pegawai Negri Sipil dan ditempatkan di luar Pulau Jawa padahal pak Adi ini bermukim di Jawa Tengah, dalam benak Pak Adi yang terbersit adalah wah jangan-jangan di
Masih banyak lagi dan hamper sebagian besar orang berfikir seperti itu yang tidak disadarinya. Saya berharap masyarakat semakin mau dan peduli untuk meningkatkan kualiatas pikiran dan metalitasnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.